“PENGANTAR PENDIDIKAN”
1. Berikan gambaran/contoh konkrit hubungan antara kata hati, moral, dan tanggung jawab dalam kehidapan sehari-hari!
Hubungan antara kata hati, moral, dan tanggung jawab adalah seseorang melakukan sesuatu yang merupakan kata hatinya tentunya seseorang tersebut akan bertanggung jawab akan perbuatan tersebut. Contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari, jika kata hati kita berkata untuk tidak melanggar aturan yang ada di lingkungan kampus kita, dan kita melakukan sesuai dengan kata hati kita maka kita akan bertanggung jawab dengan apa yang telah kita lakukan. Dalam hal ini hal yang perlu kita pertanggungjawabkan ada hal yang positif. Tetapi jika kita tidak mengikuti kata hati kita, hanya terpengaruh dengan teman yang suka melanggar aturan kampus, secara otomatis kita akan bertanggung jawab akan perbuatan itu, seperti dikeluarkan dari lingkungan kampus.
2. Berikan gambaran/contoh konkrit rasa bersalah karena melanggar disiplin rasional, disiplin sosial, disiplin afektif dan disiplin agama!
Contoh rasa bersalah karena melanggar disiplin rasional:
Seseorang dikatakan melanggar disiplin rasional yaitu, saat ia menyuap dengan memberikan uang sebagai uang tutup mulut. Ini banyak terjadi dikalangan masyarakat atas atau mempunyai kedudukan tinggi. Ketika orang menyadari dengan sungguh-sungguh hal ini merupakan suatu tindakan pelanggaran, maka ia akan merasa bersalah.
Contoh rasa bersalah karena melanggar disiplin sosial:
Seseorang karena keterbatasan materi/uang, jadi seseorang tersebut melakukan pelanggaran disiplin sosial yaitu mencuri atau menjambret orang lain. Ketika masalah itu diketahui dan diproses dalam kepolisian, maka orang tersebut yang melanggar disiplin itu tersebut, akan merasa malu pada diri sendiri, dan pada lingkungan tempat dimana ia tinggal.
Contoh rasa bersalah karena melanggar disiplin afektif:
Sesorang yang dikatakan melanggar disiplin afektif tidak dapat lagi menjaga kesuciannya seperti melakukan hubungan sex diluar pernikahan, maka orang tersebut akan gelisah dengan kondisinya. Gelisah dan takut akan masa depannya dan ketahuan oleh orangtuanya dan lingkungan tempat tinggalnya.
Contoh rasa bersalah karena melanggar disiplin agama:
Seseorang yang mengetahui sesuatu yang buruk yang dilarang agama, seperti berzinah tetapi ia tetap melakukannya. Ketika ia bertobat dengan hal itu, maka ia akan merasa berdosa dengan apa yang ia perbuat.
3. Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagaman harus di kembangkan secara bersama. Apa yang terjadi jika salah satu dimensi diabaikan?
Pembangunan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman harus berjalan atau dikembangkan secara bersama dan tidak dpat dipisahkan, karena ke-empat pengembangan dimensi hakekat manusia ini mempengaruhi pengembangan pribadi seseorang. Apabila salah satu dimensi ini di abaikan, maka pengembangan dimensi hakekat manusia menjadi tidak utuh yang berakibatkan terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap. Contohnya, jika kita mengabaikan pengembangan dimensi keindividualan, maka akan menutup peluang kepada kita mengeksplorasi terhadap potensi-potensi yang ada pada diri kita.
4. Domain afektif, psikomotorik, kognitif harus berjalan bersama. Apa yang terjadi jika nilai ini diabaikan (secara konkrit)?
Tujuan domain afektif akan menjadikan seseorang menjadi berakhlak mulia, Pencapaian tujuan domain psikomotorik akan menjadikan seseorang menjadi terampil, dan pencapaian tujuan kognitif akan menjadikan seseorang menjadi cerdas. Jadi ketiganya sangat berhubungan erat. Dan apabila seseorang mengabaikan nilai-nilai tersebut maka perkembangan seseorang tersebut akan lambat dengan kata lain bodoh, tidak mempunyai ketrampilan sehingga mengakibatkan seseorang tersebut tidak berakhlak mulia yang maksudnya, seseorang tersebut tidak dapat menjaga kemuliaan dan kesucianya, mudah terpengaruh dan tidak dapat menahan tekanan hawa nafsu yang dapat mengakibatkan satu tindakan kriminal yang merugikan orang lain yang ada disekitarnya.
5. Bagaimana sosok manusia seutuhnya?
Dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang, sosok manusia Indonesia seutuhnya dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan didalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, ataupun kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab atau rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian, dan kesimbangan antara keduanya sekligus batiniah. Juga pembangunan itu merata di seluruh tanah air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian dari masyarakat. Dan sebagai keselarasan hubungan antara bangsa-bangsa, dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan kebahagiaan di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar